Kamis, 14 Juli 2011

Bentuk Bentuk Hukuman dalam Pendidikan Anak

Hukuman yang diberikan kepada anak dalam pendidikan, karena kesalahan yang dilakukannya ada dalam bentuk yang bermacam-macam. Tidak kesemuanya patut dan dapat digunakan dalam mendidik seorang anak. Berikut kami paparkan beberapa bentuk hukuman tersebut, dan mana saja yang patut dihindari, agar tidak memberikan efek negatif dalam mendidik seorang anak.

Beberapa Teori Hukuman

Teori hukuman alam.
Teori hukuman balas dendam.
Teori hukuman ganti rugi.
Teori hukuman menakut-nakuti.
Teori hukuman memperbaiki.[1]

Teori hukuman alam
Teori hukuman alam tersebut mempunyai pandangan bahwa hukuman buatan itu tidak perlu diadakan seperti hukuman yang diberikan secara sengaja oleh seseorang kepada orang lain yang melakukan kesalahan atau pelanggaran, tetapi hendaknya anak dibiarkan berbuat salah atau pelanggaran biar alam sendiri yang akan menghukumnya.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Umar Muhammad Al-Taumy Al-syaibany bahwa “ alam natural bukan saja mencakup segala mahluk yang akan tetapi juga merangkum sistem, peraturan atau undang-undang alam yang semua bagian alam tunduk kepada dasar-dasarnya dan sesuatu itu terjadi atau berlaku mengikuti ketentuan persyaratan disekelilingnya.[2]

Pandangan teori hukum alam ini menyatakan bahwa hukuman alam tersebut merupakan hukuman yang wajar dan logis sebab merupakan akibat dari perbuatannya sendiri.

Seperti anak yang senam memanjat pohon adalah wajar dan logis, apabila suatu ketika ia jatuh. Jatuh ini merupakan hukuman menurut alam sebagai akibat dari perbuatannya sering memanjat pohon. Dengan pengalamannya tersebut anak merasa akibatnya dan akan belajar sendiri dengan pengalamannya.

Teori Hukuman balas dendam
Dalam hal ini biasanya diterapkan karena si anak pernah mengecewakan seperti si anak pernah mengejek atau menjatuhkan harga diri guru disekolah atau pada pandangan masyarakat dan sebagainya.[3]

Memperhatikan pendapat diatas maka hukuman ini adalah hukuman yang paling jahat yang tidak dapat dipertanggung jawabkan dalam dunia pendidikan.

Hal ini terjadi mungkin pendidik kecewa baik kekecewaan itu karena orang lain yang akibatnya siswa kena sasaran hukuman atau oleh karena siswa sendiri. Sehingga pendidik mencari kesempatan kapan ia dapat menghukum atau membalas terhadap siswa tersebut, baik hukuman itu secar langsung kepada siswa atau tidak.

Dalam hal ini nampaklah teori ini kurang tepat dengan ilmu mendidik bila seorang guru sampai menggunakan hukuman dengan teori balas dendam tersebut, namun demikian bila memang terpaksa seorang pendidik menggunakan teori balas dendam juga tidak ada salahnya, asal masih dalam garis kepentingan demi tercapainya tujuan pendidikan bukan karena kepentingan pribadi.


Teori Hukuman ganti rugi
Menurut teori inio siswa yang melakukan kesalahan diminta untuk bertanggung jawab atau menggung resiko dari perbuatannya.[4]

Sebagai akibat ia harus mengganti atau menanggung resiko dari perbuatannya misalnya, siswa yang berkejar-kejaran dikelas kemudian memecahkan kaca jendela itu.

Kebaikan dari teori ini adalah :

Siswa diajar disiplin dan bertanggung jawab atas perbuatannya.
Dapat menimbulkan perasaan jara, sehingga siswa dapat berhati-hati untuk tidak mengulangi perbuatannya.

Sedangkan dampak negatifnya, teori ini adalah :

Bagi siswa yang mampu tidak ada kesan terhadap hukuman yang diterima tersebut.
Bagi siswa yang tidak mampu terasa berat sekali.

Teori Hukuman menakut-nakuti
Menurut teori ini hukuman diberikan untuk menakut-nakuti anak , agar anak tidak melakukan pelanggaran atau perbuatan yang dilarang. Dalam hal ini nilai didik telah ada, namun perlu diingat oleh para pendidik jangan sampai anak itu berbuat kesalahan lagi, hanya rasa takut saja. Melainkan tidak berbuat kesalahan lagi karena boleh jadi anak akan tunduk hanya dilandasi takut saja kepada pendidik, maka jika tidak ada pendidik kemungkinan besar sekali ia akan mengulangi perbuatannya. Ia akan melakukan perbuatannya secara sembunyi, jika terjadi demikian maka dapat dikatakan bahwa nilai didik dan hukuma itu sangat minim sekali.

Teori Hukuman Memperbaiki
Menurut teori ini hukuman diberikan untuk memperbaiki siswa yang berbuat salah dengan harapan agar selanjutnya tidak melakukan kesalahan lagi atau insaf atas kesalahannya, insaf yang timbul dari kesadaran hatinya, sehingga tidak ingin mengulangi lagi. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Umar Hamalih “ Penyadaran atas hal-hal yang menyebabkan kegagalan ini perlu sekali dengan maksud agar dengan usaha sendiri ( Self Direction ), kita dapat mengatasinya dan memperbaikinya.[5]

Agar siswa insaf, maka pendidik harus memberikan penjelasan diwaktu menjatuhkan hukuman dalam hal apa mereka salah dan apa akibat dari perbuatannya itu. Dengan demikian siswa akan memahami segala tingkah laku dan akibat dari perbuatannya. Hal semacam ini akan membawa siswa pada kematangan berfikir dan kedewasaan.

Dengan uraian diatas berarti hukuman tersebut dapat dipertanggung jawabkan secara pedagogis apabila :

Hukuman tersebut dapat menginsafkan siswa atas perbuatannya yang salah.
Siswa mempunyai pengertian tentang akibat perbuatan yang baik dan buruk.
Berjanji dalam hatinya untuk tidak mengulangi atau berjanji untuk memperbaiki kesalahannya dan akan melakukan hal-hal yang baik.

Karena hal-hal yang demikianlah hukuman yang bersifat memperbaiki sering disebut hukuman pedagogis. Jadi hukuman itu dapat diterapkan dalam pendidikan terutama hukuman yang bersifat pedagogis, menghukum bila perlu jangan terus-menerus dan hindarilah hukuman jasmani.

[1] Amir Daein Indrakusuma, Opcit, hal 1-18
[2] Umar Muhammad Al-Taumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, Hasan Langgulung, Bulan Bintang, Jakarta, 1979, Hal 58
[3] Drs.H. Abu Ahmadi, Ilmu pendidikan, Rineka cipta, Jakarta,1991,Hal 154
[4] Amir Dalen Indrakusuma, Opcit, hal 149
[5] Umar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, Tarsito, Bandung, 1990, Hal 130
Read more: http://kafeilmu.com/2011/02/bentuk-bentuk-hukuman-dalam-pendidikan-anak.html#ixzz1S4vC3cX6
Sumber
http://kafeilmu.com/

Bermain Sambil Belajar

Ketika anak sedang bermain, jangan lupa bahwa anak juga sedang belajar

Jean Piaget, seorang filsuf dan psikolog kenamaan asal Swiss, mengatakan bahwa komponen terpenting dalam perkembangan intelektual anak melibatkan partisipasi. Anak dapat belajar dengan baik tidak hanya dengan mempelajari sesuatu tetapi juga dengan mengalami sesuatu yang dipelajarinya. Selain itu, belajar akan lebih baik lagi jika dengan melakukan kegiatan yang memang menarik untuk sang anak.

Pembelajaran bukan hanya sebatas memberikan informasi secara lisan atau tulisan. Pembelajaran juga bukan sebatas tugas sekolah, tempat kursus, apalagi hanya tugas pengasuh buah hati Anda. Pembelajaran adalah tugas Anda sebagai orang tua. Tetapi tidak perlu khawatir, karena pembelajaran ini juga bisa dibuat menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi seluruh keluarga. Bagaimana caranya? Ajak anak Anda bermain sambil memberikan mereka kesempatan untuk membangun pengetahuan dan mengasah keahlian mereka.

Permainan-permainan ini sangat sederhana dan pastinya tidak mengeluarkan banyak biaya. Lakukan dengan antusias, maka akan menjadi ”suplemen” bagi si kecil untuk meningkatkan kecerdasannya. Juga menambah level quality time saat bersama di rumah, di mana saja.

Resensi Hobi (Untuk anak yang sudah bisa menulis)
Apa pun kesukaan anak Anda -mainan, boneka, buku cerita, CD musik, DVD, dan sebagainya- mintalah ia untuk menulis review singkat terhadap barang-barang tersebut. Resensinya tidak perlu panjang, cukup beberapa paragraf, maksimal satu halaman. Yang utama, di sana tergambar jelas mengapa anak Anda suka atau bahkan justru ternyata tidak suka dengan benda tersebut. Apa yang membuatnya tertarik dengan benda itu? Seperti apa asiknya memiliki benda tersebut? Pengalaman apa yang didapatkannya dengan benda tersebut? Tulis di sebuah buku khusus. Semakin menarik jika barang-barang itu difoto dan foto tersebut ditempel bersama tulisan resensi anak Anda. Permainan ini tak hanya akan menambah kemampuan menulis si kecil, tapi lebih dari itu: menyampaikan gagasan dan menciptakan kesadaran akan rasional-rasional dalam menentukan pilihan.


Bikin Kartu Sendiri
Bermain kartu adalah sesuatu yang sangat umum disukai siapa saja. Jika keluarga Anda adalah salah satunya, maka si kecil bisa Anda ajak untuk menciptakan desain kartunya sendiri.

Seperti kita ketahui, satu pack kartu remi berisi 52 lembar. Dibagi menjadi 4 suit atau jenis kartu (Spade, Heart, Diamond, Club), masing-masing terdiri atas 13 kartu (As, 2, 3, dan seterusnya. Sampai King). Plus kartu tambahan berupa 2 kartu Joker, hitam dan merah. Sejarah tidak mencatat siapa sebenarnya sosok Jack, Queen, dan King dalam kartu modern. Namun, tahukah Anda bahwa tokoh pada kartu-kartu sebelumnya terus berganti dari waktu ke waktu? Pada kartu tua dari Italia dan Spanyol, keempat kartu King-nya menggambarkan para raja dari kerajaan besar dunia Abad Pertengahan. Ketika Raja Henry III dari Perancis naik takhta, kostum para bangsawan pada kartu berubah mengikuti mode di zaman itu. Jadi, tentu saja keluarga Anda bisa memiliki versi visual kartu sendiri!

Caranya mudah. Anak-anak tinggal memotong karton tebal (warna bebas, tergantung selera) menjadi seukuran kartu hingga berjumlah 54 lembar. Lalu, seperti kartu remi pada umumnya, bagilah menjadi empat ”kategori visual” masing-masing 13 lembar. Dalam pemilihan ”kategori visual” ini, tentunya, tentunya bisa sangat personal, tergantung kesukaan anak-anak. Jika misalnya si sulung menyukai Spiderman, maka ia bisa menempelkan ikon-ikon Spiderman pada 13 kartu, lalu dilengkapi dengan angka-angka penanda kartu (dari As, 2, 3, dan seterusnya ).

Lalu, bila si bungsu misalnya menyukai Barbie, ia juga bisa melakukan serupa. Begitu seterusnya hingga genap terkumpul empat kelompok kartu. Untuk dua kartu Joker, hitam dan putih, anak-anak bahkan bisa lebih ”bermain” lagi. Mereka bisa, katakanlah, menempel fotonya atau foto Anda sebagai Joker Merah dan foto ayahnya sebagai Joker Hitam. Atau, jika si kecil suka menggambar, bisa jadi keseluruhan desain kartu remi adalah kreasi gambar anak Anda. Dengan kartu remi buatan sendiri ini, permainan akan semakin seru dan mengejutkan! Juga, selain bersenang-senang, paket kartu remi yang ”custom” ini bisa jadi kebanggaan keluarga Anda.

PM Toh
PM Toh adalah julukan bagi Tengku Adnan, seorang penjual obat sekaligus pendongeng asal Aceh. Tengku Adnan bisa menirukan suara terompet bus-bus Trans Sumatera 1970-an yang dikenal dengan julukan PM Toh. Orang-orang pun akhirnya menggelarinya dengan julukan itu. Seni hikayat Tengku Adnan kemudian menginspirasi Agus Nur Amal, seorang pencerita terkenal yang biasa melakukan pertunjukkan monolog keliling dari satu kota ke kota lainnya. Pria ini pun kemudian dikenal dengan nama Agus PM Toh.

Dalam pertunjukkannya yang biasanya bertema sosial politik, Agus PM Toh menggunakan alat-alat domestik untuk mendukung gaya berceritanya yang menggunakan pendekatan humor. Di tangan Agus, benda-benda yang biasa kita temui di rumah jadi memiliki makna baru. Misalnya, gayung sebagai simbol dari helikopter.

Permainan PM Toh ini tentu bisa juga dilakukan oleh keluarga Anda. Tak perlu topik yang berat, ajak anak-anak untuk menceritakan tentang hal-hal keseharian mereka dengan menggunakan benda-benda yang mudah di temui di rumah, lemari es, kamar, atau bahkan tempat pensil. Cerita bisa kisah nyata, bisa pula fiktif seperti dongeng dalam bentuk yang lebih kasual. Tontonlah ”pertunjukan” monolog anak Anda dengan apresiatif. Beri tepuk tangan pada ”adegan-adegan” yang menarik. Beri komentar di sela pertunjukkan pun bisa jadi tak mengapa, hingga show bisa interaktif. Atau, bisa pula Anda yang bercerita dengan teknik ini untuk mengisahkan hal-hal atau pelajaran sekolah si kecil, seperti misalnya pelajaran sejarah hingga matematika. Imajinasi berkembang. Ilmu bertambah dengan cara yang riang, bukan hanya bagi si kecil tapi Anda juga.

Mading Keluarga
Anda tentunya paham dengan istilah ”mading” atau “majalah dinding“ yang umum ada di sekolah-sekolah. Formatnya seperti majalah, tapi isi berita di tempel di sebuah papan. Jenis berita biasanya adalah seputar kegiatan aktual dan program sekolah serta karya-karya para siswa. Ya, Anda bisa membuat mading sendiri versi keluarga Anda. Caranya mudah. Pasang sebuah papan berukuran cukup besar di ruang keluarga (sesuaikan dengan ukuran ruang). Lalu, secara berkala (bisa seminggu sekali, dua minggu sekali, atau sebulan sekali) isilah mading tersebut dengan tulisan, gambar, atau foto tentang apa saja yang ingin disampaikan oleh masing-masing dari keluarga Anda. Tempelkan semuanya di mading keluarga. Bisa juga papan mading tersebut Anda bagi menjadi beberapa bidang atau ”kavling” yang sudah ditentukan untuk diisi oleh masing-masing anggota keluarga.

Kalau itu terasa membosankan, tak perlu dilakukan, setiap anggota bebas memilih bidang untuk menempel karyanya. Segala hal bisa ditempel di sana: gambar-gambar, puisi, bungkus permen yang sedang digemari, cerita-cerita seru, foto-foto weekend kemarin (berikut keterangan foto/caption-nya), tebak-tebakan terbaru, apa saja! Ajak pula pembantu rumah tangga atau pengasuh anak-anak untuk turut serta mengisi mading.

Dokumentasikanlah setiap ”edisinya” (dengan cara memotretnya) sebelum dicopot dan diganti dengan edisi berikutnya. Mading ini akan menjadi semacam blog bersama keluarga Anda. Dan, sangat mungkin menjadi media komunikasi yang segar bagi semua orang di rumah, mendekatkan satu sama lain. Sudah tentu permainan ini sangat edukatif. Buatlah menjadi menggembirakan!

Berhitung di Supermarket
Saat belanja bulanan bersama di supermarket, Anda bisa menciptakan aneka permainan bersama anak-anak. Salah satu yang termudah adalah bermain berhitung. Sesuaikan kuis Anda dengan pelajaran matematika yang telah di terima anak di sekolah. Contohnya, ketika berbelanja keju atau telur dalam satu kemasan tertentu (misalnya satu kemasan berisi 12 lembar keju), ajak si kecil untuk menghitung harga satuan dari selembar keju tersebut (jangan lupa membawa buku kecil dan pulpen untuk menghitung). Bila jawaban benar, Anda bisa membelikan snack kesukaan si kecil sebagai hadiahnya. Anda dan pasangan bisa mendiskusikan permainan lainnya untuk diterapkan pada saat belanja bulan berikutnya.



8 Ide Permainan Cerdas Sederhana untuk Bayi

1. Sarung Tangan “Halo” (0-3 bulan)
Manfaat: Antisipasi peristiwa, ekspresi emosional, interaksi sosial, kepercayaan
Bahan: Sarung tangan lembut, mainan binatang-binatang kecil yang lembut, jarum dan benang jahit, selimut lembut untuk alas tidur bayi.
Cara bermain:

Jahitlah mainan binatang kecil di sarung tangan, agar dapat dilihat bayi saat dikenakan.
Baringkan bayi dan goyangkan jari Anda sambil mengeluarkan suara binatang untuk menarik perhatian bayi.
Berikan kejutan pada si bayi dengan menempatkan sarung tangan bersarung Anda di perut, kaki, lengan dan anggota tubuh lainnya, dan katakan ”halo” dengan senyum lebar. Gelitiki bagian tubuh itu dan lanjutkan bermain lagi.

2. Ke Mana Perginya? (0-3 bulan)
Manfaat: Menstimulasi penglihatan bayi untuk menjami perkembangan visual yang baik.
Bahan: Sapu tangan warna-warni
Cara bermain:

Peganglah saputangan di hadapan si kecil, lambaikan dan ucapkan sesuatu tentang warnanya yang cerah.
Bila yakin si kecil memandangnya, gerakkan saputangan itu ke satu sisi agar si kecil mengikutinya.

3. Ayo Tendang (4-6 bulan)
Manfaat: Melatih keterampilan motorik.
Bahan: Mainan kecil, kaos kaki warna-warni.
Cara bermain:

Baringkan si kecil, dan ikatkan mainan-mainan kecil di kakinya.
Biarkan si kecil menendang-nendang.
Ganti mainan dengan kaos kaki warna-warni.

4. Baca Bibirku (4-6 bulan)
Manfaat: Mendorong bayi untuk lebih banyak bicara.
Cara bermain:

Ketika bayi bersuara, respon suaranya, dengan mengulangi suara yang dia buat. Letakkan tangannya di bibir kita, agar ia merasakan gerakannya dan udara yang keluar masuk.
Letakkan jemari kita di bibirnya, dan doronglah ia agar lebih banyak bicara.

5. Bola Bergulir (6-9 bulan)
Manfaat: Mengembangkan kemampuan motorik.
Bahan: Bola.
Cara bermain:

Dudukkan bayi, dan gulirkan bola ke arahnya.
Gulirkan bola ke arah Anda, dan tunjukkan bayi cara menangkapnya. Bayi akan gembira ketika bola bergulir mendatanginya.

6. Terbang ke Udara (6-9 bulan)
Manfaat: Gerakan dan musik yang bersamaan merangsang kedua sisi otak.
Cara bermain:

Peganglah si kecil di lengan berkeliling ruangan sambil menyanyikan ”Balonku Ada Lima.”
Ketika sampai pada kata ”door,” angkat si kecil ke udara, kemudian turunkan dan kecup si kecil.

7. Tik Tok Tik Tok (10-12 bulan)
Manfaat: Mengembangkan kesadaran pendengaran.
Bahan: Jam putar dengan suara nyaring.
Cara bermain:

Perdengarkan suara tik tok pada si kecil.
Kemudian ambil jam itu dan sembunyikan di bawah bantal. Mintalah si kecil mencarinya.

8. Baca dengan Lantang (10-12 bulan)
Manfaat: Mengembangkan kemampuan bahasa.
Bahan: Buku cerita bergambar.
Cara bermain:

Tunjukkan sebuah gambar dan katakan benda apa itu. Lakukan beberapa kali untuk gambar yang sama agar si kecil mempelajari nama benda itu.
Tanyakan pada si kecil, ”Di manakah.....?” Lihatlah apakah si kecil akan menunjuk gambar.
Baca buku yang sama berulang-ulang kali.
http://www.ibudanbalita.com/

Rabu, 13 Juli 2011

Mengharap Mendapatkan Hidayah

oleh Aid Abdullah al-Qarni

Seandainya Musa as mengatakan: "Tuhanku Maha Mengetahui". Tentulah Firaun akan mengatakan: "Aku pun mengetahui". Karena predikat mengetahui merupakan sifat yang dimiliki, baik orang Khaliq maupun oleh makhluk, padadal Allah Subhana wata'ala Mahabesar. Ternyata dalam jawabannya Musa as mengatakan:

قَالَ رَبُّنَا الَّذِي أَعْطَىٰ كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَىٰ

"Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk". (QS. Thaha [20] : 50)

Inilah yang dimaksud dengan hidayah bagi makhluk, hingga anda jumpai orang kafir mendapat petunjuk untuk makan, mendapat petunjuk untuk tidur, dan mendapat petunjuk untuk tertawa.

Hidayah khusus adalah hidayah orang-orang mukmin. Kalangan ahlul ilmi menyebutnya hidayah taufiq dan keberhasilan alias hidayah ke jalan yang lurus.

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

"Tunjukilah kami jalan yang lurus". (QS. Al-Fatihah [1] : 6)

Di antara tanda-tandanya ialah jalan ini dapat mengantarkan pelaku ke tujuan, mendekatkannya ke tujuan, bersifat tertentu, dan dapat ditempuh lagi mempunyai pemimpin. Petunjuk inilah yang kita minta dari Allah Subhana wata'ala dengan gencar dan sangat di setiap raka'at. Semoga Allah menujuki kita ke jalan yang lurus.

Para ulama mengatakan bahwa di sini terdapat kesulitan untuk dipahami bahwa di sini terdapat kesulitan untuk dipahami, karena mengapa Nabi Shallahu alaihi wa sallam mengucapkan dalam doanya: "Ya Allah, tunjukkah aku". Padahal Allah telah memberinya petunjuk. Bahkan beliau sendiri adalah pemberi petunjuk yang besar.

"Jika kami berada dalam kegelapan malam, sedangkan engkau adalah iman (pemimpin) kami, maka cukuplah yang memberi semangat unta kendaraan kami harumnya sebutanmu".

Nabilah orang yang dijadikan perantara oleh Allah Ta'ala untuk memberi petunjuk kepada hati manusia. Oleh karena itu, disebutkan dalam firman-Nya :

إِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ

"Sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus". (QS. As-Syura [42] : 52)

Jawaban pertama, Ibnu Taimiyah rahimahumullah mengatakan bahwa Nabi Shallahu alaihi wassalam memohon petunjuk dari Allah, tiada lain karena petunjuk dari Allah, tiada lain karena petunjuk punya tingkatan dan tingkatannya masing-masing, dan yang tertinggi serta paling puncak diantaranya ialah al wasilah yang sangat diinginkan oleh Nabi Shallahu alaihi wassalam untuk dicapai dan dengan izin Allah beliau pasti akan sampai padanya.

Oleh karna itu, kita dianjurkan sesudah adzan mengucapkan do'a berikut:

"Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna dan shalat yang ditegakkan ini, berikanlah kepada Muhammad kedudukan al wasilah dan keutamaan, dan tempatkanlah ia pada kedudukan terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya". (HR. Bukhari)

Jawaban kedua, setiap hari seorang hamba akan makin bertambah hidayahnya dan Rasul Shallahu alaihi wassalam meminta kepada Allah Ta'ala agar memberinya tambahan hidayah setiap saatnya, karena hidayah itu terbagai-bagi dan bertingkat-tingkat sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.

Jawaban ketiga, jalan-jalan hidayah itu banyak sekai seperti bilangan nafas. Apabila Allah Ta'ala tidak memberi anda petunjuk setiap saat dan dalam semua aktivitas anda, baik saat anda bergerak maupun diam, berarti anda tidak mendapat petunjuk. Untuk itulah Nabi Shallahu alaihi wassalam memohon kepada Tuhannya agar memberinya hidayah yang terus menerus bertambah.

Adalah Nabi Shallahu alaihi wa ssalam bila melakukan qiyam pada malam harinya sebagaimana yang disebutkan dalam Kitab Shahih Muslim melaluli hadist Aisyah beliau mengucapkan doa:

"Ya Allah, Tuhan yang memiliki Jibril, Mikali, dan Israfil, pencipta langit dan bumi, yang mengetahui semua yang ghaib da yagn nyata, Engkaulah yang memutuskan diantara para hamba terhadap apa yang mereka perselisihkan. Tunjukilah aku kepada hal yang benar dari apa yang diperselisihkan itu dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada orang yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus".

Allah pun memberi petunjuk, baik petunjuk yang khusus maupun yang umum, dan dengannya Allah memberi petunjuk kepada banyak umat.

Perlu anda ketahui bahwa di sana ada dua mecam hidayah lainnya, yaitu :

Pertama, hidayah yang bersifat goblal. Seseorang mendapat petunjuk kepada agama Islam, rukun-rukun Islam, dan rukun-rukun iman, msalnya, maka orang ini disebut telah mendapat petunjuk secara global. Contoh, lainnya ialah orang-orang Arab pedalaman, orang-orang mukmin yang lalai, dan aorang-orang awam yang tidak mengetahui agama Islam, mereka mendapat petunjuk kepada Islam, tetapi hanya secara globalnya.

Kedua, hidayah terperinci, ialah hidayah orang-orang yang dikasihi oleh Allah, seperti ulama yang mendalami agama Allah, yaitu merek ayang mengetahui hukum-hukum Allah berikut dalil-dalilnya. Mereka mempunyai pengetahuan yang detail tentangnya dan mereka menemukan rahasia-rahasia syariat dan hikmat hikmahnya. Inilah yang disebut dengan hidayah yang terperinci.

Contoh lainnya, hanya milik Allah lah perumpaan yang tertinggi ialah seorang lelaki melihat sebuah rumah, lalu ia mengetahui bagian luarnya, pintu-pintu, dan jendela-jendelanya, serta mengetahui jalan masuk dan jalan keluar nya. Orang ini telah mengetahui rumah itu dengan pengetahuan secara global.

Berbeda halnya dengan pengetahuan yang terperinci, yaitu bila anda mengetahui ukuran panjang dan lebarnya, mengetahui ketebalan temboknya, ketinggiannya, bahan-bahan bangunannya, tempt masuk dan tempat keduanya, pntu-pintu yang ada di dalam , dan semua perabotannya. Hal inilah yang disebut dengan hidayah terperinci.

Semoga anda tergolong orang-orang yang mendapat hidayah dari Allah Azza wa jalla. Wallahu'alam.

Sumber.
http://www.eramuslim.com