Oleh Timothy Wibowo
Kawan, jika saya
ditanya kapan sih waktu yang tepat untuk menentukan kesuksesan dan keberhasilan
seseorang? Maka, jawabnya adalah saat masih usia dini. Benarkah? Baiklah akan
saya bagikan sebuah fakta yang telah banyak diteliti oleh para peneliti dunia.
Pada usia dini
0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut
otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan
buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual
anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut
sebagai masa-masa emas anak (golden age).
Sebuah
penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari
Amerika bernama Brazelton menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan
tahun pertama kehidupannya sangat menentukan apakah anak ini akan mampu
menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat
tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya.
Nah,
oleh karena itu, kita sebagai orang tua hendaknya memanfaatkan masa emas anak
untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak. Sehingga anak bisa
meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya di masa mendatang. Kita
sebagai orang tua kadang tidak sadar, sikap kita pada anak justru akan
menjatuhkan si anak. Misalnya, dengan memukul, memberikan pressure
yang pada akhirnya menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri atau minder,
penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnya karakter-karakter
tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Ketika dewasa karakter semacam itu
akan menjadi penghambat baginya dalam meraih dan mewujudkan keinginannya.
Misalnya, tidak bisa menjadi seorang public speaker gara-gara ia
minder atau malu. Tidak berani mengambil peluang tertentu karena ia tidak mau
mengambil resiko dan takut gagal. Padahal, jika dia bersikap positif maka
resiko bisa diubah sebagai tantangan untuk meraih keberhasilan. Anda setuju
kan?
Banyak yang
mengatakan keberhasilan kita ditentukan oleh seberapa jenius otak kita. Semakin
kita jenius maka semakin sukses. Semakin kita meraih predikat juara kelas
berturut-turut, maka semakin sukseslah kita. Benarkah demikian? Eit
tunggu dulu!
Saya sendiri
kurang setuju dengan anggapan tersebut. Fakta membuktikan, banyak orang sukses
justru tidak mendapatkan prestasi gemilang di sekolahnya, mereka tidak
mendapatkan juara kelas atau menduduki posisi teratas di sekolahnya. Mengapa
demikian? Karena sebenarnya kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan
otak kita saja. Namun kesuksesan ternyata lebih dominan ditentukan oleh
kecakapan membangung hubungan emosional kita dengan diri sendiri, orang
lain dan lingkungan. Selain itu, yang tidak boleh ditinggalkan adalah hubungan
spiritual kita dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Tahukah anda
bahwa kecakapan membangun hubungan dengan tiga pilar (diri sendiri, sosial, dan
Tuhan) tersebut merupakan karakter-karakter yang dimiliki orang-orang sukses.
Dan, saya beritahukan pada anda bahwa karakter tidak sepenuhnya bawaan sejak
lahir. Karakter semacam itu bisa dibentuk. Wow, Benarkah? Saya katakan Benar!
Dan pada saat anak berusia dini-lah terbentuk karakter-karakter itu. Seperti
yang kita bahas tadi, bahwa usia dini adalah masa perkembangan karakter fisik,
mental dan spiritual anak mulai terbentuk. Pada usia dini inilah, karakter anak
akan terbentuk dari hasil belajar dan menyerap dari perilaku kita sebagai orang
tua dan dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini perkembang mental berlangsung
sangat cepat. Pada usia itu pula anak menjadi sangat sensitif dan peka
mempelajari dan berlatih sesuatu yang dilihatnya, dirasakannya dan
didengarkannya dari lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan yang positif
akan membentuk karakter yang positif dan sukses.
Lalu, bagaimana cara membangun karakter anak sejak usia dini?
Karakter akan
terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia
(triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri
(intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan
hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan
memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan
anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak
memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang
negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif.
Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini,
salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil
keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan
begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak
menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya. Biasakan
anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat
pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak.
Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi,
bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan
sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan
yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan
Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun
melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada
kehidupan sosial.
Nah, sekarang
kita memahami mengapa membangun pendidikan karakter anak sejak usia dini itu
penting. Usia dini adalah usia emas, maka manfaatkan usia emas itu
sebaik-baiknya.
Sumber; http://www.pendidikankarakter.com/membangun-karakter-sejak-pendidikan-anak-usia-dini/